SLAWI, smpantura – Para petani bawang merah di Desa Bersole, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, mengaku mengalami gagal panen. Ini terjadi lantaran tanaman bawang rusak akibat serangan hama. Kondisi ini di perparah dengan intensitas hujan yang tinggi. Semantara bawang mera sangan rentan terhadap air.
Akibat gagal panen, di musim tanam tahun ini para petani mengalami kerugian besar. Dalitan, salah seorang petani bawang di Desa Bersole mengaku, tanaman bawangnya gagal panen dan harus menanggung kerugian besar. Bibit bawang ini mulai di tanam pada 10 Oktober lalu, namun setelah 30 hari usia tanam kondisi tanaman rusak. Daun bawang yang semula tumbuh normal, tiba-tiba menjadi lodoh. Daun menjadi rapuh, lembek, dan mudah patah.
“Kerusakan tanaman ini karena serangan hama. Kondisinya diperburuk dengan hujan yang turun hampir setiap hari. Padahal bawang merah ini nggak kuat air. Kalau sering kehujanan, daunnya langsung rapuh,” ujar Dalitan di temui smpantura.news, Jumat (12/12/2025).
Dia mengungkapkan, akibat serangan hama dan kadar air tinggi, membuat umbi bawang tidak berkembang sempurna. Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, pihaknya terpaksa memanen lebih cepat. Idealnya usia panen bawang merah ini 60 hari, tetapi kaena serangan hama terpaksa di panen pada usia 53–55 hari.
“Akibat serangan hama ini, hasil panen kami anjlok. Biasanya saat normal, untuk 1 kuintal bibit bisa panen antara 6-8 kuintan. Tapi, sekarang hanya 1-3 kuintal,” keluhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, hasil panen ini juga tidak laku di jual. Sehingga pihaknya terpaksa membawan pulang untuk di jadikan bibit. Proses membuat bibit ini membutuhkan pengasapan selama dua bulan.


