SEMARANG, smpantura – Sebanyak 13.111 honorer di Jawa Tengah, di tetapkan sebagai PPPK Paruh Waktu. Suaana penuh haru dan bahagia menyelimuti para pegawai honorer setelah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi mengangkat mereka sebagai PPPK Paruh Waktu.
Kebijakan ini menjadi titik balik bagi belasan ribu honorer. Terutama guru dan tenaga pendidik yang selama bertahun-tahun mengabdi dalam keterbatasan tanpa kepastian status. Bahkan ada yang sampai belasan tahun.
Acara yang berlangsung di Stadion Jatidiri Kota Semarang ini, di tandai dengan penandatanganan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan perwakilan pegawai honorer. Hadir pula Wakil Gubernur Taj Yasin, Sekda Jateng Sumarno, serta Kepala BKN Kantor Regional 1 Yogyakarta turut menyaksikan momentum besar ini.
Salah seorang yang merasakan kebahagiaan mendalam adalah Feni Ekomawati, seorang guru asal Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. Ia memulai perjalanan mengajarnya pada 2017 di sebuah SMK swasta di Kabupaten Pati. Saat itu, ia bersemangat mengajar tanpa melihat besarnya honor yang di terima.
Pada 2021, ia mengikuti seleksi PPPK dan lolos. Namun formasi saat tidak tersedia, sehingga harus menunggu. Berlanjut di tahun berikutnya, situasi belum berubah.
“Kami bersama rekan-rekan yang lain melakukan berbagai upaya. Mulai audiensi, aksi damai di 2023 dan 2024, hingga aksi lanjutan di Jakarta pada Agustus 2025. Kami hanya ingin di hargai. Kami punya keluarga untuk di nafkahi, tapi kami tetap memilih mengabdi demi murid-murid kami,” kata Feni.
Mimpi itu pun akhirnya terwujud, setelah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akhirnya mengumumkan pengangkatan PPPK Paruh Waktu. Feni tak kuasa menahan rasa haru sekaligus bahagia.


