SEMARANG, smpantura – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mendukung program strategis nasional 3 juta rumah. Yakni, melalui program prioritas 1 Kepala Keluarga 1 Rumah Layak Huni. Target penyelesaian backlog (jumlah rumah dan kebutuhan) perumahan selama 5 tahun ke depan sebanyak 1.332.968 unit.
Hal itu di sampaikan Wakil Gubernur Jawa Taj Yasin Maemoen (Gus Yasin) mewakili Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, saat menerima kunjungan kerja Reses Komisi VI DPR RI di Hotel Tentrem Semarang, Rabu, 10 Desember 2025. Tema reses menggali persoalan terkait hunian dan ketahanan pangan. Sampai dengan akhir November Tahun 2025, penyelesaian backlog sudah terealisasi sebanyak 161.340 unit. Dengan demikian, hingga akhir November tahun 2025, sisa backlog perumahan di Jateng sebanyak 1.171.628 unit.
“Penyelesaian angka backlog perumahan ini akan di laksanakan dengan pembagian peran penyelesaian antara Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Desa/ Kelurahan, Pengembang, NGO, CSR dan Swadaya dan di tetapkan melalui SE Gubernur,” jelas Taj Yasin, di depan rombongan Komisi VI DPR RI .
Di samping rencana ini, lanjut Gus Yasin, anggaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari sumber dana APBN. Yakni, melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Jawa Tengah sejumlah 7.534 unit, dan merupakan yang tertinggi di Indonesia. Sedangkan Kredit Perumahan Rakyat dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Jawa Tengah, sampai November tahun 2025 di 33 Kabupaten/ Kota sudah terealisasi sebanyak 20.127 Unit Rumah. Nilainya mencapai Rp2,3 triliun.
Terkait ketahanan pangan, Gus Yasin menjelaskan, potensi pangan Jawa Tengah periode Januari – Desember, mengalami peningkatan. Yakni, sebesar 506.607 ton Gabah Kering Giling (GKG) di bandingkan periode yang sama tahun 2024. Sedangkan produksi jagung Jawa Tengah periode Januari – Desember Tahun 2025 berdasarkan prognosa BPS sebesar 3,8 juta ton meningkat dibanding Tahun 2024 yang sebesar 3,2 juta ton. Produksi cabe tahun 2025 di prognosa sebesar 407.584 ton dan bawang merah sebesar 595.173 ton. Di mana Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi sentra di Indonesia.


