“Dalam perjalanannya, ada penambahan di ruas Jb 2 – B di seksi 2 sepanjang 400 meter karena di ruas ini juga berpotensi banjir,” ujarnya.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa Ujungrusi Suhato menyebutkan, kejadian banjir kerap melanda DAS Kali Jembangan hingga jembatan di bawah jalan tol. Sedimentasi hingga perilaku warga yang membuang sampah ke sungai menjadi penyebab aliran sungai tidak lancar.
“Saya perwakilan masyarakat Desa Ujungrusi mengucapkan terima kasih kepada PSDA, PU Pengairan bahkan bapak bupati yang sangat peduli. Sehingga (proyek) ini bisa terlaksana meski belum maksimal,” ungkapnya.
Selain akibat tumpukan sampah di sungai, kondisi saluran berkelok di tengah permukiman padat penduduk. Yakni, di wilayah dataran rendah sehingga kawasan ini mudah kebanjiran.
Pengerjaan proyek dengan anggaran sekitar Rp286 juta ini, telah di tinjau Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman bersama wakilnya, Ahmad Kholid.
Menurut Ischak, sudah lebih dari lima tahun Kali Jembangan ini belum di normalisasi. Sehingga sedimentasi sedalam dua meter mengakibatkan aliran air tersumbat. Dampaknya meluap ke permukiman warga setiap kali musim penghujan tiba.
“Tentunya kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat. Ini karena secara kewenganan proyek ini tidak mungkin kita kerjakan lewat APBD Kabupaten Tegal,” ujarnya Jumat (7/11/2025).
Ia pun mengimbau warga masyarakat tidak lagi membuang sampahnya ke sungai agar sedimentasi tidak cepat terbentuk. (**)


