Di sisi lain, warga binaan juga di harapkan dapat terus mengaktualisasikan dirinya. Sehingga ketika bermasyarakat, mereka memiliki bekal dan mampu menjawab stigma buruk terhadap mantan narapidana.
“Mereka memiliki bakat yang sangat luar biasa, dan tentunya ini menjadi satu bekal untuk nanti ketika keluar dari Lapas, bisa berdikari sendiri dan menjawab stigma yang ada di masyarakat,” ungkap Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah ini.
Lebih lanjut, Nawal mendorong Lapas Perempuan Semarang membekali warga binaannya, dengan pelatihan merancang kain siap pakai (ready to wear) yang saat ini tengah di gelorakan.
Hal itu juga untuk mendukung visi Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, yang menjadikan sektor ekonomi kreatif sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.
“Kita harus mengembangkan dengan produk-produk ready to wear supaya memiliki value yang lebih, dan nilai jualnya lebih berkembang dan lebih tinggi,” tandas istri Wakil Gubernur Jateng.
Sementara, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imipas RI, Mashudi, mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurut dia, fashion show hari ini menunjukkan jika hasil pembinaan di Lapas di lakukan secara terarah, konsisten, dan bertanggung jawab.
Ia menegaskan, arah pembinaan Ditjen Permasyarakatan berfokus pada peningkatan kualitas pembinaan keterampilan dan kesiapan warga binaan, untuk kembali ke masyarakat.
“Kami menempatkan pembinaan kemandirian melalui pengembangan batik, koperasi, UMKM, sebagai bagian strategi pendayagunaaan warga binaan, sekaligus menguatkan ekonomi lokal,” kata Mashudi. (**)


