Di sektor investasi, ia juga mengapresiasi kebijakan Gubernur Ahmad Luthfi yang mendorong masuknya investasi padat karya. Pada triwulan III 2025, realisasi investasi di Jawa Tengah mencapai Rp66,13 triliun dan menyerap 326.462 tenaga kerja.
Namun demikian, Firmansyah mengingatkan pentingnya penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk menjawab kebutuhan industri ke depan. Ia mendorong penguatan pendidikan vokasi, baik SMK maupun diploma, serta penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja.
“Skill teknis sangat di butuhkan. Vokasi menjadi kunci untuk menyambut investasi yang memerlukan tenaga terampil,” jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala BPS Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, menilai, capaian pembangunan Jawa Tengah sepanjang 2025 sudah berada pada jalur yang tepat. Mulai dari pertumbuhan ekonomi, penurunan kemiskinan dan pengangguran, hingga pengendalian inflasi.
“BPS berkomitmen memberikan data dan analisis yang menjadi dasar pengambilan kebijakan. Integrasi data sangat penting agar pembangunan tepat sasaran dan berdampak,” kata Endang.
Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TPPD) Provinsi Jawa Tengah, Zulkifli, menambahkan, pada tahun pertama kepemimpinan Ahmad Luthfi, berbagai capaian strategis telah di raih. Selain layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah juga masuk 10 besar nasional.
“Pertumbuhan ekonomi ini sesuai dengan target yang di tetapkan dalam RKPD Perubahan 2025,” ujar Zulkifli.
Ia juga menyebut, realisasi investasi Jawa Tengah pada triwulan III 2025 mencatatkan serapan tenaga kerja tertinggi di banding provinsi lain di Pulau Jawa.


