Kendali Banjir Optimal: Gubernur Jateng dan Kepala BNPB Tinjau Pompa Sringin, Pastikan Kolaborasi Tuntas

Adapun jangka menengah, dilakukan penambahan pompa, perbaikan drainase, serta pembuatan sodetan baru menuju Kolam Retensi Unissula dan Sungai Sayung.

Sedangkan untuk jangka panjang, direncanakan penyelesaian sistem pengendalian banjir permanen pada tahun 2026–2027. Menurut Suharyanto, proyek pengendalian banjir besar di kawasan tersebut baru mencapai sekitar 40 persen dari rencana Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

“Progresnya sudah mencapai 40 persen. Intinya, pemerintah pusat, provinsi, dan daerah bersatu padu. Semoga dengan sistem pompa permanen dan kolam retensi yang sudah diperkuat. Semarang akan lebih aman dari banjir besar di masa mendatang,” ungkapnya.

Dijelaskan, dari BMKG memberikan informasi kalau curah hujan di Jawa Tengah akan berlangsung cukup masif sampai awal 2026. Hal ini tentu harus dilakukan mitigasi dan pencegahan.

“Nah, untuk di udara ini sudah dilakukan operasi modifikasi cuaca. Bahkan untuk Jawa Tengah, kita kerahkan kekuatan full ya. Ada dua pesawat 1 kali 24 jam melaksanakan reduksi awan-awan hujan yang bisa mengakibatkan hujan lebat gitu,” tuturnya.

BACA JUGA :  Tanggap Bencana: Gubernur Jateng Jamin Logistik Korban Longsor Banjarnegara Tercukupi

Sementara itu, Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan, kolam retensi Terboyo memiliki peran vital dalam sistem pengendalian banjir di wilayah timur Semarang.

Kolam dengan luas sekitar 189 hektare ini mampu menampung hingga 6.717.470 meter kubik air dan dilengkapi dengan rumah pompa besar berkapasitas 5.000 liter per detik per unit. Sedangkan di kolam retensi di Sriwulan seluas 28 hektare dengan tampungan 1.100.000 meter kubik.

Kolam ini juga terintegrasi dengan tanggul laut dan sistem drainase utama, sehingga berfungsi menurunkan genangan di Jalan Kaligawe serta kawasan industri di sekitarnya.