”Kegiatan ini bertujuan memupuk kesadaran kolektif siswa akan pentingnya menjaga situs-situs bersejarah. Dengan memahami nilai sejarah yang terkandung di dalamnya, tumbuh rasa memiliki dan tanggung jawab untuk melestarikan warisan leluhur. Agar tetap terjaga bagi generasi mendatang,” jelas Jawad.
Dirinya menambahkan, tujuan akhir dari seluruh rangkaian kegiatan ini adalah pembentukan karakter murid yang seimbang. Jadi tidak hanya menargetkan kecerdasan intelektual semata, tapi juga ingin memastikan lulusan MTs Hifal memiliki kedalaman spiritual yang kuat serta kepedulian yang tinggi terhadap identitas budaya dan sejarah bangsanya.
Antusiasme terpancar dari murid yang mengikuti kegiatan ini. Aprilia Maharani, murid kelas 9F, mengungkapkan pengalaman ini memberikan perspektif baru baginya. Pasalnya, mereka bisa mendapatkan pembelajaran sejarah secara langsung dari makam para tokoh penyebar Islam di tanah Jawa. Mereka bisa mengambil teladan dari perjuangan para tokoh agama di masa lalu. Untuk di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti sifat kerja keras dan kesabaran.
”Belajar sejarah langsung di lokasinya terasa jauh lebih bermakna. Kita jadi merasa lebih menghargai jasa para tokoh agama yang telah berjuang di masa lalu,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan oleh M. Zadittaqwa Arrasya, murid kelas 9C. Menurutnya, perjalanan ini memperkuat rasa bangga terhadap budaya Islam di Nusantara. Termasuk pengetahuannya menjadi bertambah dengan mengetahui banyak situs-situs sejarah yang perlu untuk di jaga oleh generasi sekarang.
”Melalui observasi langsung ini, kami sadar bahwa menjaga situs bersejarah adalah tanggung jawab kami sebagai generasi muda. Ini adalah warisan yang harus tetap ada untuk adik-adik kelas kami nanti,” tuturnya. (**)


