Pada sektor pendidikan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembalikan hak pendidikan sekitar 1.100 anak putus sekolah. Selain itu, ribuan anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem di fasilitasi bersekolah melalui program sekolah kemitraan bersama sekolah swasta.
Sementara di bidang kesehatan, program Dokter Spesialis Keliling (Speling) telah di laksanakan sebanyak 876 kali hingga Desember 2025. Program ini menjangkau 738 desa di 388 kecamatan dengan total sasaran 83.137 jiwa. Capaian tersebut mengantarkan Jawa Tengah meraih penghargaan atas akselerasi layanan kesehatan.
“Seluruh capaian ini merupakan hasil kerja bersama. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja dengan ikhlas dan tulus, dengan semangat kolaborasi antara ASN, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), bupati dan wali kota, serta seluruh pemangku kepentingan,” kata Ahmad Luthfi.
Memasuki 2026, Gubernur menegaskan, prioritas pembangunan diarahkan untuk meneguhkan Jawa Tengah sebagai provinsi swasembada pangan. Infrastruktur yang dibangun sepanjang 2025, menurutnya, telah diarahkan untuk mendukung target tersebut melalui kerja berjenjang dan berkelanjutan hingga tingkat desa.
“Setiap kebijakan harus berdampak langsung bagi masyarakat. Jabatan dan kebijakan tidak ada artinya jika tidak memberikan manfaat nyata,” tegasnya.
Di akhir amanat, Ahmad Luthfi mengimbau ASN merayakan pergantian tahun secara sederhana sebagai bentuk empati terhadap daerah yang tengah mengalami bencana.
“Kita perbanyak bersyukur, bersedekah, dan berdoa. Lebih banyak merenungi apa yang bisa kita berikan. Mari bersama menjadikan Jawa Tengah gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja,” pungkasnya. (**)


