Keterwakilan perempuan dalam segala bidang harus terpenuhi agar perempuan dapat berperan sebagai pengambil keputusan dan kebijakan.
“Dalam sekolah perempuan menghadirkan para sumber yang berkompeten dibidangnya masing. Materi yang disampaikan seperti ketrampilan membuat hantaran, mengenal pola asuh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), literasi digital dan pola asuh digital,” ujarnya.
Ia mengatakan, dalam kesempatan tersebut juga diberikan materi terkait dengan dampak positif dan negatif proses ajudikasi dalam penyelesaian korban dalam tinjauan PPA. Selain itu juga disampaikan materi pendampingan korban Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak (KTPA).
Bahkan para peserta juga dibekali dengan materi proteksi penularan HIV dalam keluarga dan lingkungan. Materi terakhir membahas tentang kesetaraan gender dalam berpolitik. (**)


