Tahun 2025 juga memperlihatkan satu hal lain, perhatian menjadi komoditas paling mahal. Semua orang bisa berkarya, semua orang bisa bicara. Kebebasan berkreasi meledak, konten mengalir tanpa henti. Namun, di tengah ledakan ini, masalahnya bukan lagi soal mana yang benar dan mana yang salah, melainkan mana yang lebih cepat sampai ke mata dan telinga. Pun dengan Ekonomi digital bergerak dengan logika serupa, transaksi makin mulus, seolah tanpa batas. Tapi di balik kesan datar itu, kesenjangan akses masih ada, masih ditentukan oleh geografi, semakin terpencil suatu daerah semakin lebar jurang kesenjangan itu, masalah selanjutnya adalah Privasi perlahan berubah menjadi alat tukar, dipertaruhkan di ruang yang tampak transparan, namun sesungguhnya rapuh seperti rumah kaca.
Di tengah arus global yang deras itulah, identitas lokal justru punya peluang untuk tetap berdiri tegak. Menjadi modern tidak harus berarti mencabut akar. Justru akar itulah yang kini perlu disirami, terutama di sepanjang Pantura, tempat berbagai cita-cita daerah kita tumbuh dan menunggu untuk diwujudkan.
Memasuki 2026, tantangan digital itu akan semakin nyata menyentuh tanah yang kita pijak. Di Brebes, dunia digital seharusnya bisa menyatu dengan bau tanah sawah yang basah. Sebagai lumbung bawang merah nasional, semangat Brebes Beres tak cukup hanya dimaknai sebagai slogan kampanye yang menarik. Ia mestinya hidup dalam kemampuan generasi mudanya membaca pasar digital, memahami algoritma, dan memastikan kesejahteraan petani benar-benar beres, mata rantai dari sawah sampai ke pembeli harus beres.
Di Kabupaten Tegal, kreativias sebenarnya sedang menunggu untuk dipertemukan dengan presisi dunia digital. Mimpi Tegal Luwih Apik bisa menemukan bentuk paling relevan ketika industri dan UMKM logam lokal berani naik kelas. Produk kita tak boleh berhenti sebagai benda fisik semata, tapi harus berubah menjadi cerita tentang ketangguhan dan kreativitas, dikemas lewat konten yang bisa bicara ke pasar dunia. Sementara itu, Kota Tegal dengan kekuatan narasi sejarah baharinya punya peluang besar menjadikan sejarah maritim dan kekayaan kuliner pesisir sebagai magnet digital yang menarik perhatian jauh melampaui garis pantai.


