Melihat berbagai kendala yang di hadapi, maka majelis memutuskan ibadah minggu dilaksanakan secara menetap di rumah keluarga Bambang Sunardi, di Limbangan Wetan Brebes. Saat ini bangunannya sudah berubah menjadi RS Bersalin. Secara resmi pula Brebes menjadi Pepanthan/wilayah yang menginduk di GKJ Tegal. Bahkan, pada 27 Desember 1987 melaksanakan perayaan Natal perdana di Brebes.
Jumlah jemaat yang terus berkembang, menuntut majelis untuk membangun tempat ibadah yang layak. Pada tahun 1986 tersusun Panitia Pembangunan Gedung Gereja. Kemudian, pada tahun 1987 panitia dapat membeli sebidang tanah seluas 3.800 m² di jalan Taman Siswa Brebes. Tepatnya, di sebelah selatan stadion Karangbirahi. Segala persyaratan administrasi untuk memperoleh ijin mendirikan bangunan di urus mulai tingkat desa hingga kabupaten.
Peletakan Batu Pertama
Namun menjelang peletakaan batu pertama yang direncanakan pada 8 November 1987, panitia menerima himbauan lesan dari Bupati Brebes, saat itu Syafrul Supardi. Isinya, agar rencana pembangunan gedung GKJ Brebes di pindahkan ke sekitar Jalan Yos Sudarso Brebes. Ini dengan pertimbangan agar menjadi satu kompleks dengan gereja-gereja yang lain.
Atas imbauan ini, panitia dapat membeli lagi sebidang tanah di jalan Yos Sudarso (sebelah selatan GPPS Eben Haezar) seluas 1.750 m². Kemudian, pada 6 Juni 1989 di mulai pembangunan gedung GKJ Brebes. Proses pembangunan berjalan selama 2,6 bulan. Kemudian, pada 2 Juli 1989 mulai di pakai untuk beribadah. (**)


