Asal Usul Sungai Gung Tegal, Tak Lepas dari Legenda Si Gringsing dan Si Kasur

Pada suatu hari Si Kasur yang biasa mengantarkan makanan ke sawah belum juga sampai. Sementara Si Gringsing sudah sangat lapar. Ketika sedang lapar itulah ia menemukan tiga telur di pematang sawah.

Untuk mengganjal rasa lapar, ia pun mengambil telur tersebut, kemudian di masak dengan cara dibakar. Si Gringsing merasakan telur tersebut berbeda dengan telur pada umumnya, rasanya sangat enak. Ia pun menyisakan satu telur untuk istrinya.

Selesai makan telur, Si Gringsing merasakan sekujur tubuh panas seperti di bakar. Lalu ia pun menceburkan diri ke sungai dan berubah menjadi ular. Tak berselang lama Si Kasur sampai, ia bingung di mana keberadaan suaminya. Ia hanya melihat bekas pembakaran dan sisa satu telur.

Di panggil panggi lah nama si suami, lalu munculah seekor ular. Si Kasur tercengang sebab yang di panggil suaminya, yang muncul adalah ular. Lalu, Si Gringsing menceritakan apa yang di alaminya kepada istrinya. Atas dasar kesetiaan dan kecintaan terhadap suaminya, Si Kasur pun memakan sisa telur itu.

BACA JUGA :  Asal Usul Desa Cawet Pemalang, Nama Desa Pemberian Adipati Reksodiningrat 

Si Gringsing melarang hal itu, namun karena sudah bertekad sehidup semati, si Kasur tetap memakannya. Setelah memakannya, ia merasakan panas di sekujur tubuh, lalu mencebur ke sungai dan berubah menjadi ular.

Suatu ketika Si Gringsing dan Si Kasur bertemu dengan Petapa, mereka meminta kepada Petapa agar bisa berubah menjadi manusia kembali. Petapa pun menyanggupinya, tetapi dengan syarat yang berat. Yaitu, tidak boleh bertemu dalam waktu yang lama sekali.

Mereka pun menyetujuinya. Oleh Petapa Si Gringsing di tempatkan di Kali Gung, sementara Si Kasur ditempatkan di Bukit Sitanjung, Lebaksiu. Suatu ketika Si Gringsing rindu ingin bertemu dengan Si Kasur, padahal Petapa mengingatkan kalau mereka memaksa bertemu akan tersambar petir.