Setelah timba di angkat dari sumur, bukanya air yang di peroleh tetapi bongkahan emas yang di dapat. Sungguh di luar dugaan pemikiran istrinya. Ia tertegun dan sejenak ia beristighfar seraya mohon maaf kepada suaminya. Berita tentang kejadian aneh inipun kemudian menyebar dari mulut kemulut. Sampai akhirnya meluas sampai kepelosok desa.
Nama Desa Pesayangan
Sejak itulah, maka nama desa tersebut menjadi Desa Pesayangan yang mengartikan rasa sayang dan kecintaan Kiai Al Faqih terhadap istrinya. Yang di selaraskan dengan kegiatan masyarakat sebagai pembuat dandang atau disebut sebagai tukang sayang.
Dalam perkembangannya Desa Pesayangan menjadi desa yang makmur penduduknya. Maju di bidang ilmu agamanya, pertaniannya, perdagangannya, dan industrinya. Desa Pesayangan lama–kelamaan menjadi desa yang berkembang ramai. Apalagi dengan adanya pendatang yang ingin menetap dan tinggal di desa itu.
Kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih baik, perdagangan berjalan lancar, baik perdagangan kerajinan kulit, kerajinan emas murni, perak, cor logam dan pertaniannya. Desa Pesayangan pantas menjadi desa berkembang karena memiliki potensi alam yang baik dan di lintasi Sungai Kali Gung yang membuat Desa Pesayangan menjadi subur. Kesejahteraan rakyat meningkat, dapat di lihat dari rumah-rumah warga yang di buat dari beton dan telah memenuhi standar kesehatan dan keindahan.
Desa Pesayangan menjadi desa yang maju dan menjadi desa yang bisa mengembangkan ekonomi rakyat dan untuk menyejahterakan rakyat. Dalam perkembangannya Desa Pesayangan banyak memperoleh sumbangan pemikiran ataupun pelatihan-pelatihan dari pemerintah. Guna meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan di antaranya kursus atau pelatihan pengolahan kulit di Magelang, Yogyakarta dan Solo.


