Asal Usul Desa Pesayangan Tegal, Kisah Cinta Kiai Al Faqih

Dulunya warga masyarakat belum begitu mengenal agama islam dengan baik, dan setelah Al Faqih atau yang artinya pedaganga Persia tersebut mengadakan kegiatan mengaji. Lama kelamaan kehidupan warga masyarakat menjadi berubah lebih baik dalam sisi beragama. Dulu orang bekerja tidak mengenal waktu untuk sholat, maka setelah mengaji dan tahu tentang sholat, maka mereka dalam bekerja ada waktu istirahat untuk mengerjakan sholat. Sejak itulah, maka Al Faqih yang seorang pedagang dari Persia diberi gelar Kiai atau mbah Al Faqih.

Seiring berlalunya waktu, desa tersebut menjadi desa yang agamis, banyak penduduknya yang belajar atau mengaji tentang agama Islam. Baik orang tua maupun anak muda, laki-laki dan perempuan.

Kisah Cinta Al Faqih

Suatu ketika ada seorang perempuan muda yang cantik datang mengaji kepada Kyai Al Faqih. Perempuan itu begitu cantik dan lembut tutur bahasanya sehingga pedagang Persia tersebut menjadi jatuh hati. Bertahun-tahun Kyai Al Faqih mengamati tingkah laku dan perbuatan perempuan cantik tersebut. Dan akhirnya perempuan cantik tersebut di suntingnya menjadi pendamping hidup. Karna terlalu sayangan dan cintanya Kyai Al Faqih kepada istrinya, segala permintaan dan kemauan istrinya selalu di turutinya.

BACA JUGA :  Berdiri 1978, Jaran Ebeg Kedawung Tegal Hidup Kembali

Padahal kehidupan seorang Kiai Al Faqih sangatlah sederhana, ia lebih mementingkan kehidupan akhiratnya ketimbang kehidupan dunianya. Suatu ketika sang istri minta di belikan perhiasan emas sebagaimana orang-orang perempuan pada umumnya. Seperti mengenakan kalung, gelang, anting dan sebagainya. Lagi-lagi karna sangat sayangnya, Kiai Al Faqih terhadap istrinya maka menyuruh istrinya untuk menimba air di sumur belakang rumahnya.