Tegal  

Cerita Pedagang Tanaman di Tegal Hadapi Sistem Satu Arah

​TEGAL, smpantura – Kawasan Jalan Semeru, Kota Tegal, yang dikenal sebagai sentra penjualan tanaman hias, masih menjadi jujugan utama bagi warga yang ingin mempercantik hunian. Namun, hiruk-pikuk lalu lintas belakangan ini memberikan cerita berbeda bagi para pedagang di sana.

​Solihin, seorang pedagang tanaman hias sekaligus petani asli Baturraden, menuturkan keluh kesahnya. Pria kelahiran 1974 ini mengungkapkan bahwa penerapan sistem satu arah (one way) cukup berdampak pada pendapatan para pedagang di kawasan Semeru.

​”Kalau sekarang omzetnya memang agak menurun semenjak jalan ini di jadikan satu arah. Dulu kan dua arah, jadi akses pembeli lebih mudah,” ujar pria berusia 51 tahun tersebut saat di temui di lapaknya.

​Meski demikian, gairah masyarakat Tegal untuk berkebun tidak padam begitu saja. Uniknya, Solihin justru melihat cuaca hujan yang kerap mengguyur Tegal belakangan ini sebagai berkah. Kontras dengan cuaca panas terik yang biasanya membuat orang enggan keluar rumah.

BACA JUGA :  Sambut Imlek 2023 Premiere Hotel Tegal Adakan Perayaan Istimewa

​”Kalau panas terik, kebanyakan orang malah malas keluar. Tapi kalau hujan, begitu tanaman di tanam langsung segar, jadi malah banyak orang yang beli,” jelasnya.

​Menjelang momen pergantian tahun baru, Solihin memastikan harga tanaman hias di lapaknya tetap stabil. Tanaman favorit seperti Kaca Piring, Anggrek, Bougenville, dan Aglonema masih tersedia dengan kisaran harga ramah kantong, mulai dari Rp20.000 hingga jutaan rupiah.

​Namun, bagi warga yang berencana berburu tanaman tepat di malam tahun baru, Solihin memberikan sedikit peringatan.

Mayoritas lapak di Jalan Semeru, termasuk miliknya, akan tutup lebih awal sekitar pukul 17.00 WIB. Langkah ini di ambil untuk menghindari kepadatan parkir pengunjung Alun-Alun yang biasanya meluber hingga menutup akses area jualan mereka. (**)