SLAWI, smpantura – Anggota DPRD Kabupaten Tegal, M Khuzaeni mendorong gerakan penanaman pohon masif di hutan wilayah Guci lereng Gunung Slamet sebelah utara. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi banjir susulan di musim penghujan berikutnya.
Banjir di Sungai Gung wilayah Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal membuat obyek wisata Guci terkena imbasnya. Wahana Pancuran 13 dan Pancuran 5 di kawasan wisata Guci, rusak parah. Kondisi itu menurut sebagian pemerhati lingkungan, di karenakan hutan di wilayah atas wisata Guci alih fungsi menjadi lahan pertanian.
“Alih fungsi lahan di wilayah hulu menjadi salah satu faktor utama terjadinya banjir,” kata Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi Golkar, M Khuzaeni, Rabu (31/12/2025).
Karena itu, pria yang akrab di sapa Jeni menekankan pentingnya mengembalikan fungsi hutan dengan reboisasi sejak awal tahun. Hal itu agar dampaknya bisa di rasakan saat musim hujan di akhir tahun 2026.
“Jika di biarkan tanpa adanya upaya masif, maka bisa terjadi banjir susulan. Mungkin akan lebih besar di bandingkan tahun ini,” ujar Jeni.
Menurutnya, upaya penanaman pohon tidak bisa di lakukan secara parsial. Melainkan harus melibatkan seluruh elemen, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, hingga pelaku usaha di kawasan wisata Guci.
Selain itu, Jeni juga menyoroti maraknya aktivitas alih fungsi lahan di kawasan atas Guci yang mencapai sekitar 49 hektare.
“Kami meminta Pemkab Tegal untuk bersikap tegas sekaligus melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat. Pihaknya juga mendorong Bupati Tegal, H Ischak Maulana Rohman, untuk memberikan sosialisasi secara masif kepada warga. Agar tidak melakukan tidak menebang pohon untuk alih fungsi lahan pertanian.


