SLAWI, smpantura – Hiruk pikuk kota dan aktivitas kerja sehari-hari, bikin otak tegang. Tapi, kalau sudah masuk ke kawasan wisata Pasar Slumpring di Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, semuanya akan berubah. Rasa nyaman dan tenang yang akan mengendorkan saraf-saraf otak.
Pasar Slumpring yang di bangun sejak 2016 silam, berhasil menyuguhkan suasana pedesaan yang nyaman. Tak ada kasta di Pasar Slumpring, karena semua sejajar duduk di bawah rerimbunan pohon bambu. Bagi pengunjung yang berusia lebih dari 40 tahun, akan kembali ke zaman kecil dengan jajanan tradisional. Namun, bagi Gen Z juga akan di suguhkan makanan kekinian dengan kemasan tradisional.
Saat memasuki gerbang Pasar Slumpring, para warga telah menyambut dengan keramahan. Tiket masuk wisata itu, cukup murah. Tiket masuk hanya Rp5.000. Parkir motor pengunjung cukup membayar Rp5.000, dan mobil Rp10.000. Pengunjung bisa mendapatkan banyak fasilitas, yakni kolam Tuk Mudal dan belanja makanan di Pasar Slumpring.
Di Tuk Mudal, pengunjung bisa mandi dan bermain angsa air atau sepeda air. Di Pasar Slumpring, uang tidak berlaku. Pengunjung harus menukar uang dengan koin bambu. Harga setiap makanan antara 1-6 koin, dan tiap koin di hargai sekitar Rp2.000-2.500.
Usai jajan di Pasar Slumpring, pengunjung di sediakan tempat luas untuk menikmati makanan tradisional. Di bawah rerimbunan pohon bambu dan alunan musik di panggung utama, pengunjung tidak akan merasakan berada di kebun bambu. Bahkan, banyak yang kembali berbelanja makanan hanya untuk sekadar menikmati suasana yang tak di dapatkan di daerah lainnya.
“Sangat nyaman kalau sudah duduk di bawah pohon bambu. Apalagi, makanannya enak-enak,” kata seorang pengunjung, Rose asal Slawi.


