SLAWI, smpantura – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini, harga telur ayam di beberapa daerah mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan harga telur ayam ini juga terjadi di Desa Kambangan, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal. Kenaikan harga telur di daerah ini mencapai 18 persen.
Hal ini sudah mulai dirasakan masyarakat sejak dua bulan sebelumnya. Sayidah, salah seorang pedagang telur ayam di Desa Kambangan mengungkapkan, harga telur yang sebelumnya di kisaran Rp26.000 per kilogram pada September 2025, terus merangkak naik. Hingga saat ini harganya menembus Rp32.000 per kilogram.
“Harga telur ini naik terus secara bertahap dalam kurun waktu sekitar dua bulan,” ungkapnya.
Menurut dia, faktor utama kenaikan harga telur dipicu oleh meningkatnya permintaan menjelang perayaan Nataru. Pada moment ini mayoritas umat Kristiani banyak membuat kue yang membutuhkan telur sebagai bahan baku utama. Selain itu, akibat meningkatnya permintaan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Permintaan untuk MBG ini mulai merata di berbagai daerah. Sehingga turut memengaruhi lonjakan harga telur.
“Yang kena dampaknya masyarakat umum. Tidak cuma ke pedagang, tapi juga pembeli. Dari yang jual martabak, penjual kue, bahkan penjual nasi goreng kan pakai telur, termasuk warteg juga ada telurnya,” terangnya.
Kenaikan harga telur ini, lanjut dia, membuat sejumlah pelaku usaha makanan kecil hingga rumah tangga harus menyesuaikan pengeluaran. Ini tidak lain agar usahan mereka tetap bisa berjalan. (**)


