Berhasil Kurangi Hujan hingga 70 Persen, BMKG Ingatkan Warga Jateng Waspadai Puncak Hujan Akhir Tahun

SEMARANG, smpantura – Operasi rekayasa cuaca di langit Jawa Tengah terbukti efektif, mampu mengurangi curah hujan hingga 70 persen, menurut Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto.

Meskipun demikian, masyarakat Jawa Tengah diimbau untuk tetap waspada karena Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada November hingga Desember 2025.

“Kalau hitungan persentase (mengurangi) 70 persen. Daerah mana saja yang perlu diintervensi? Wilayah yang masih ada genangan atau hulu sungai yang mengarah ke pantura,” kata Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, Senin, 3 November 2025.

Menurutnya, rekayasa cuaca itu dilakukan karena curah hujan dalam beberapa pekan terakhir melebihi normal. Jika tidak ada intervensi itu maka upaya penanganan banjir di wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya semakin berat.

BACA JUGA :  Longsor Situkung Tewaskan Dua, Gubernur Jateng Waspadai Bencana Susulan

Rekayasa cuaca sebenarnya tidak perlu dilakukan jika semua infrastruktur penanggulangan banjir berjalan baik. Curah hujan yang tinggi bisa mengalir lancar dan tertampung di drainase. Kemudian pompanisasi yang mengalirkan air ke laut juga lancar. Di sisi lain, tampungan air di Kolam retensi juga optimal.

“Awan yang berpotensi membawa hujan ke daratan, maka diantisipasi. Usahakan tidak masuk ke daratan. Hujan diarahkan ke perairan atau laut,” jelasnya.

Namun, keberhasilan rekayasa cuaca ini tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya faktor penanganan bencana banjir. Supervisi Operasional Modifikasi Cuaca Posko Jawa Tengah BMKG Pusat, Fikri Nur Muhammad, menghimbau warga tetap waspada. Ia meminta warga mengantisipasi jika terjadi curah hujan tinggi.