Slawi  

94 Persen Kasus TB di Kabupaten Tegal Tertangani

Bupati Tegal Apresiasi Dinkes

SLAWI, smpantura – Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal mendapatkan apresiasi dari Bupati Tegal, H Ischak Maulana Rohman atas keberhasilannya menangani kasus Tuberkulosis (TB) di tahun 2025. Hingga kini, Dinas Kesehatan telah menangani 94 persen dari pasien yang teridentifikasi TB sebanyak 5.387 orang.

Hal itu di sampaikan Asisten 2 Sekda Tegal, Joko Kurnianto, dalam Seminar Nasional Kolaborasi Lintas Profesi Menuju Eliminasi TB Tahun 2030, Rabu (10/12/2025). Kegiatan di Pendapa Amangkurat Kabupaten Tegal ini, di gelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional Ke-61 Tahun 2025.

Dalam seminar nasional ini, pemateri yang di hadirkan spesialis paru dr Mohamad Irpan SpP dengan materi penatalaksanaan penyakit TBC secara komprehensif, Dr (Cand) Iin Supriyatin Ramli SAB MM CT BNSP dengan materi komunikasi efektif kunci keberhasilan eliminasi TBC, dan Mujahidin SH MH dengan materi pengembangan kompetensi tenaga medis dan tenaga kesehatan.

“Di Kabupaten Tegal, upaya penanggulangan TB telah menunjukkan kemajuan yang patut kita syukuri,” kata Joko Kurnianto.

Dia menjelaskan, berdasarkan data terkini dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB), kinerja program penanggulangan TB di Kabupaten Tegal menunjukkan tren positif. Dari 33.539 suspek TB, Dinas Kesehatan telah memeriksa 30.605 orang atau mencapai 91 persen. Dari target menemukan 6.901 kasus TB, telah teridentifikasi 5.387 kasus atau 78 persen.

BACA JUGA :  Kades Diminta Pantau Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

“Yang lebih membanggakan, dari kasus yang di temukan, sebanyak 5.037 pasien atau 94 persen telah memulai pengobatan,” terangnya.

Kesenjangan 22 persen ini, lanjut dia, dalam penemuan kasus menjadi fokus ke depan. Di sinilah pentingnya kolaborasi lintas profesi dan pemberdayaan masyarakat yang kita usung melalui program “Kabupaten Tegal Bersatu” Pemberdayaan Masyarakat Tangani Tuberkulosis. Program Kabupaten Tegal Bersatu adalah strategi akselerasi berbasis pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan bottom-up. Masyarakat secara mandiri menyadari pentingnya penanggulangan TB. Program ini juga bertumpu pada tiga pilar. Di antaranya, pembentukan Desa Siaga TB, skrining mandiri berbasis keluarga melalui platform digital, dan kolaborasi pentahelix.